Bersama anak-anakmu, satu hari lainnya  telah lewat…
Saat kau berbaring di sisinya yang  terlelap pulas, kau hanya perlu menatapnya, dan hal-hal berat terasa lewat.

Tiba-tiba hatimu terasa merekah, ringan bak bersayap. 

Pelan-pelan kau tersenyum, bahkan diam-diam kau tertawa, saat kau ingat pertanyaannya yang tak habis, protesnya yang konyol, penolakannya yang gigih, dan segala caranya membuat duniamu berputar seperti jet coaster

Menegangkan, tapi tak membuatmu jera.

Lalu tenggorokanmu terasa tercekat, matamu menghangat dan basah,
menyesali ketika tanpa sengaja, tanpa sadar, tanpa pernah benar-benar kau inginkan, kau telah menghardiknya. 

Kau mengabaikannya. 

Kau memintanya berhenti sejenak mengusikmu.
Kau sempat merasa duniamu habis dan dunianya mengepungmu. 
Kau merasa dia begitu sulit… kau merasa, kau hampir menemui batasmu sebagai seorang ibu.

Lalu…

Allah menghangatkan hatimu. Saat kau ingat, bagaimana dia memelukmu, memanggil namamu, menatapmu dan tersenyum, berusaha membuat muka lucu, hanya agar kau kembali tertawa. Agar kerut di dahimu hilang, agar tatapanmu kembali bersahabat. 

Ia lebih dulu memaafkanmu, Ma, tanpa menunggu kau memintanya.

Dan begitulah, kau merasa pundakmu kembali menguat dan hatimu terasa lapang. Maka nikmat Rabb-mu yang mana lagi yang kau pungkiri....

3 komentar:

Kinzihana mengatakan...

hug hug <3

Bulan Nosarios mengatakan...

makasi peluknyaaa ^^

Santi Dewi mengatakan...

Kadang kita tidak menyadari betapa anak adalah obat segalanya....

Posting Komentar