Pertanyaan yang sering kami terima sejak anak-anak homeschooling:

Kapan anaknya duduk belajar? --kelihatannya main terus :p
Yang diajarkan apa saja?
Apa anaknya sudah bisa baca? pakai metode apa?
Anaknya bisa berhitung? --nyanyi terus kedengarannya
Nanti susah lho beradaptasi...bergaul...
Sampai kapan?







Anak2 tidak punya jam khusus utk duduk dan belajar, karena homeschool bukanlah sekolah yang dipindahkan ke rumah. Anak bahkan belajar ketika berdiri di depan keran, jendela, ngglesor di lantai, mengukur ubin, dll. Di pagi hari, setelah main sepeda sebentar, mereka masing-masing membuka buku. Kadang mewarnai, kadang  gunting-tempel, kadang minta dibacakan buku. Tapi yang paling sering mereka menulis mandiri, artinya mereka tidak mau didikte tentang apa yang harus mereka tulis. Mereka menyalin kata-kata yang mereka lihat, atau sekadar membuat kode yang hanya Tuhan yang Tahu apa artinya.

Yang diajarkan adalah apa yang menarik perhatiannya saat itu. That's why anak yang belum bisa membaca kadang bisa tahu Nicaragua itu ada di mana, kenapa paus itu mamalia, dan kenapa gajah tidur berdiri. Anak2 akan siap membaca dan orang tua akan melihat kesiapannya, kalau dia sudah tertarik, proses membaca itu tidak perlu dua tahun duduk di kelas utk mengeja. Yang penting, mereka menikmati buku dan antusias mengenal kata per kata.
Kurikulum? Ya, kami punya, tapi tidak sebaku sekolah umum. Saya tidak menargetkan apa-apa dan tidak ada ujian apapun. Kami mengantarkan asmaul husna dalam cerita sehari-hari, ketika anak melihat burung, melihat awan, hujan, petir, orang sakit, dll. Nabi-nabi dikenalkan dalam cerita sebelum tidur (1 bagian dari 4 pengantar tidur: cerita nabi, fabel, pesan ayah-ibu, doa). Kami tidak mengajarkan berhitung secara khusus, tapi kami mengajarkan anak tentang alam, bagaimana hujan, beda laut dan danau, dari mana datangnya petir, dll. Apakah mereka mengerti, mengingat usia mereka baru 5 setengah dan 4? so far, mereka mengerti. Karena kami mengantarnya melalui cerita, gambar, foto, video, dan melihat langsung. Kami hanya sedikit berbicara, sisanya mereka bertanya.
Iqro' diajarkan setelah magrib, dan tidak ada target apapun. Ami mulai dari Iqro' 1 dan ingin melompat ke Iqro' 4. karea dia bisa menangkap, ya sudah, toh akhirnya dia tahu kalau dia harus melewatinya setahap demi setahap.

Anak2 tidak tahu 13 ditambah 4 itu berapa. Tapi mereka sadar kalau 4 jeruknya tinggal 3 karena 1 ada yang mengambil. Kami percaya bahwa matematika adalah logika tentang bilangan.

Anak tidak bisa beradaptasi? Banyak teman saya yang hasil produk sekolah publik, sampai usianya 30an masih merasa dialah yang harus diterima tanpa mau mengerti bahwa dia juga harus belajar menerima. Adaptasi bukanlah segala-galanya, saya tidak akan menyuruh dia menyesuaikan diri pada sesuatu yang dia anggap tidak cocok. Saya tidak mau dia mengikuti kehendak banyak orang hanya sekadar untuk diterima. Dan menerima seseorang sebagai bagian dari kita bukan berarti orang itu harus menyesuaikan dirinya agar sama dengan kita. Begitu juga sebaliknya.

Di rumah, dengan hubungan yang sehat di dalam anggota keluarga, anak akan mengerti tentang menghormati pilihan orang lain, mendengar pendapat tanpa menyela, namun tetap percaya diri ketika mengungkapkan pendiriannya--karena tidak ada yang membully pemikirannya di rumah. Kebanyakan basis komunikasi sehat itu asalnya di rumah. Kompromi, negosiasi, compassion... mereka pelajari melalui contoh di dalam keluarga.

Anak-anak lain terlihat lebih hebat, cepat membaca, berprestasi, dan sebagainya....
Salah satu alasan kenapa kami menarik anak dari sekolah publik adalah karena tidak ingin di usia dini mereka sudah berkompetisi dengan tidak sehat. Anak bukanlah sesuatu yang harus dibanding-bandingkan dengan orang lain. Apa yang ia lalui untuk belajar sangat berbeda dengan yang dilalui anak lain.

Sampai kapan?
Sampai kami melihat ia siap dan merasa aman untuk sekolah di luar, dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan pendapatnya, setidaknya tidak terganggu dengan pendapat orang. Kapan itu tepatnya? entahlah, kami sedang mengamati hari-harinya, dan menikmati proses menuju ke sana :) Tak masalah berapa lama...

0 komentar:

Posting Komentar