Setelah sekian lama mengikuti bisikan hati setiap kali merasa lapar, saya mulai berpikir, kenapa sepertinya lapar ini mengontrol saya, bukan sebaliknya? Padahal, menurut para ahli, rasa lapar yang memancing tersebut seringkali bukanlah lapar sebenarnya. Bisa jadi hanya rasa haus yang disalahterjemahkan oleh otak, atau hanya kebiasaan untuk mengunyah, atau justru kebutuhan psikologis untuk memuaskan keinginan. Lambung yang tidak bersalah itu tidak benar-benar lapar! Kalaulah ia benar-benar lapar, seharusnya segenggam nasi tanpa rasa sudah bisa membuatnya diam. Tapi ternyata itu tidak cukup kan? Saya masih membongkar kulkas untuk menemukan potongan cake, es krim, roti, atau bahkan mencari mi instan.

Lapar itu manusiawi. Hanya sejengkal menuju sifat hewani kalau kemudian saya hanya memuaskan dan memuaskan dan memuaskan rasa lapar tanpa mengetahui (atau peduli) apa yang saya makan.

Halal dan baik. Itulah sunnahnya. Eat well!


Saya mulai belajar untuk mengontrol keinginan untuk makan. Dan hanya makan ketika tubuh membutuhkan dan memakan makanan halal dan baik. Berhasilkah? I'm struggle on it.

Kebanyakan makanan baik itu tumbuh di tempat paling dekat dengan kita, tidak mengalami banyak proses, dan sayangnya, rasanya tidak terlalu enak :D

Di hari pasar tradisional buka, saya mencari jenis makanan yang tumbuh di dekat saya. Ada bayam merah, bayam hijau, pisang mas, labu kuning, ubi rambat, ketela, terung ungu, lemon, kemangi, pakis. Lumayan bukan? Sebenarnya masih ada kacang panjang, wortel, kentang, dll, namun itu adalah hasil pertanian skala besar. Kenapa saya menomorduakan hasil pertanian besar? karena petani-petani skala besar bersaing bahkan secara nasional untuk hasil terbaik dan terbanyak, yang dalam prosesnya akhirnya memakai pupuk non-organik (yg organik mahal yaaa). Kalau saya harus diingatkan tentang tidak memakan kulit kentang dan timun karena tercemar oleh pestisida, berarti makanan itu bukan yang terbaik kan?

Jadi menurut saya, makanan terbaik adalah makanan yang tumbuh di halaman kita atau halaman tetangga :D Yaaa, paling jauh milik petani desa yang tanahnya hanya sepetak dua petaklah. Kalau sulit menemukannya, berarti itu petunjuk agar kita mulai menanam sendiri ;)

Seperti yang sudah saya sebut di atas, ternyata ada banyak jenis makanan yang tumbuh di sekitar kita.

Eat well, live well :)


0 komentar:

Posting Komentar