Tanggal 22 lalu, saya mendapatkan kartu ucapan Happy Mother's Day dari murid-muridnya suami saya. Mengharukan, melihat perhatian dan upaya mereka. 
Saya nggak punya dasar kenapa harus merayakan hari ibu pada hari ini. Mereka yang merayakannya pasti punya alasan, dasar, lihat saja:

1. Bangsa Yunani kuno merayakan hari ibu pada festival musim semi, untuk menghormati Rhea, dewi kesuburan mereka.

2. Bangsa Romawi juga mengadakan festival di musim semi untuk menhormati Dewi Ibu, Cybele. Festival itu disebut Hilaria.

3. Pada 1600-an, gereja di Inggris memiliki perayaan yang disebut Minggu Ibu untuk menghormati Perawan Suci Maria.

4. Di US, Mother's Day diusung oleh Julia Ward Howe (1872) dan Anna Jarvis (sejak ibunya meninggal pada 1905). Mulai 1911, Presiden Woodrow Wilson menetapan Minggu kedua pada bulan Mei sebagai hari ibu dan ditetapkan sebagai hari libur nasioal.

5. Di Nepal dan beberapa negeri Hindu lainnya, Hari Ibu disebut dengan Mata Tirtha Aunshi, yang juga merupakan perayaan bulan baru dalam penanggalan Baisakh.

6. Di Australia, hari ibu dimulai pada 1920 ketika seorang warga, Janet Heyden, menemukan banyaknya ibu-ibu kesepian ketika ia mengunjungi panti sosial. Heyden kemudian mengajak anak-anak di lingkungannya dan dari sekolah-sekolah untuk menjenguk wanita-wanita itu dengan membawa hadiah, juga bunga Chrysanthemum.




7. Di Mesir, hari ibu dipopulerkan oleh seorang jurnalis melalui bukunya Smiling America (1934). Saat itu Mustafa Amin mendengar cerita tentang seorang ibu yang ditelantarkan anaknya yang telah menjadi dokter. Mustafa kemudian mempopulerkan hari ibu agar tidak ada lagi ibu-ibu yang ditelantarkan anaknya.

8. Banyak negara lain juga merayakan hari ibu dengan berbagai sebutan. Umumnya negara-negara komunis seperti Ukraina menghindari komersialisasi hari ibu dengan mengganti nama perayaan menjadi Hari Perempuan Sedunia.

Daaaaan,
Indonesia! Hari ibu di negara ini dirayakan pada tanggal 22 Desember. Kalaulah bukan karena membaca sejarah, saya sudah mengira asal muasal kita merayakan hari ibu adalah peristiwa Malin Kundang :p

Ternyata, hari ibu didekritkan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, dalam Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 pada Kongres Perempuan Indonesia ke 25. Hari ibu di sini dimaksudkan untuk memperingati Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali diadakan pada 22-25 Desember 1928 di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta. Sekedar tambahan, yang datang di kongres itu adalah 30 organisasi feminis dari Jawa dan Sumatera.



Sebagai muslim, saya memiliki seseorang yang harus saya hormati lebih dari siapapun, yaitu ibu.
Yang tidak boleh saya ucapkan kata 'ah' padanya (bisa lihat Al Qur'an Surah Al Isra' ayat 23)--apalagi jika perkataan yang lebih buruk.
Yang setiap hari harus saya doakan. "Ya Allah, lindungilah, jagalah, sayangi ia seperti dahulu ia melakukannya padaku..."


Note:

Untuk ilmu lebih jauh agar aqidah tetap terjaga, bisa mampir ke Lapak Tetangga Ini.
 Jika ada yang berkata, "kan tradisi baik, nggak apa-apalah diikuti..." Berarti Anda belum mampir dan baca tuntas tulisan di lapak tetangga saya tadi :)

Islam telah memberikan saya paket yang lebih baik. Mereka punya tradisi. Saya punya prinsip. Semoga saya dan anak-anak dikuatkan untuk menggenggamnya hingga akhir hayat.

Untuk keluhan lebih lanjut, siapkan hati mendengar tausyiah di Nasehat Ustadz.





3 komentar:

Fardelyn Hacky mengatakan...

Cuma mau bilang, template blog-nya cakep bangeeeet. Sooo soft :D

Bulan Nosarios mengatakan...

Cakep lah, kayak yg berkunjung....(rayuan pulau pinang) :D

Unknown mengatakan...

template nya manis
sayang.... ituuuuu tulisan yg di samping kenapa font colour nya putih?? sayang nenek ga bisa baca :'(

Posting Komentar