Ada masa, ketika kau merasa langit akan runtuh menimpamu…
Kau kira itulah batas mampumu,
Kau kira itulah ujian terberatmu.
Belum.
Itu hanya latihan-latihan kecil untuk masa depan yang lebih besar.

Ingatkah kau, tentang pundak yang kau rasa terlalu lelah dengan segala beban?
Lalu kau pinta Ia--Yang Maha Kuat-- mengurangi bebanmu.
Jangan.
Mintalah Ia menguatkan pundakmu,
Karena beban kecil hanya untuk orang kecil. 
Dan, mintalah hati seluas langit tak bertepi; sabar yang tak berbatas…

Ingatkan kau pada sujud-sujud panjang,
ketika kau merasa lebih baik melesak ke dalam bumi, dari pada berdiri menghadapinya?

Sabar,
Yang perlu kau hadapi hanya dirimu sendiri; rasa engganmu, rasa takutmu, rasa tak layakmu. Dari awal hingga akhirnya, ternyata itu hanya perasaanmu…

Ingatkah kau saat kakimu ragu melangkah, 
Karena kau takut orang sedang menunggu pembuktianmu; bahwa kau ada, kau bisa.
Tetaplah melangkah, jika mereka punya waktu untuk menonton nasibmu, menggunjingkan nasibmu, mereka juga harusnya bisa menunggu. 

Saat kau merasa,
Semua jalan berujung buntu, semua pintu terkunci, semua rambu tak terbaca…
Kau hanya mematung dan bingung, tak tahu harus mengetuk pintu yang mana..
Saat kau merasa sendiri, tak ada yang peduli,
Lupakah kau, pada kalimatNya, “Dan, apa bila hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat…”

Jika kau telah mengingatNya, apakah kau kira Ia tak mengingatmu?

Saat kau merasa, kau telah mengetuk semua pintu, tapi jawaban yang kau dengar hanya kebisuan. Percayalah, kadang kau memang harus menunggu…

Ingatkah kau, pada masa-masa tersulitmu, yang kau kira bisa menjadi akhir segalanya,
Ternyata,
kau masih bisa berdiri dan berjalan lagi.
kau bahkan akan mengenal senangnya mengenang kesulitan yang sudah lewat.

Saat kau merasa orang melejit dengan hebat,
Seperti melihat rumput tetangga yang lebih hijau,
Kau hanya perlu bertanya bagaimana dia menyiramnya, di mana dia membeli pupuknya…
Kadangkala, makhluk dari api itu membisiki telingamu tentang kemudahan orang, tapi menutupi matamu dari kesukaran yang harus dilewati orang…

Saat kau tak lagi sanggup berdiri, dan tak tau hendak kemana,
Ingatkah kau tentang ketakutan Abu Bakar di samping Rasulullah dalam sebuah gua, di tengah kepungan musuh yang murka,
Saat itu Rasulullah berkata, “janganlah kau berduka cita, sesungguhNya Allah beserta kita…”
Maka pintu langit terbuka, dan Ia menurunkan bala bantuanNya…



5 komentar:

Fardelyn Hacky mengatakan...

Cuma mau komen..lagunya enak dengarnya :D

Bulan Nosarios mengatakan...

Masih ada?? aku malah ga pernah denger. Sami Yusuf kalo ga salah... thanks udah mampir ;)

septy tobing mengatakan...

tulisannya bagus2 banget Bulan,banyak memberi pencerahan

Bulan Nosarios mengatakan...

Septy, baru lihat komentar ini, maaf :( makasi udah mampiiir :)

Mr. Sederhana mengatakan...

Keren tulisan nya!
Renyah, menginspirasi.. :)

Posting Komentar